A.
PROSES METATESIS
Metatetis perubahan morfofonemik metatesis adalah
perubahan dalam urutan fonem- fonem. Metatesis
secara sinkronis jarang terdapat dalam suatu bahasa Indonesia kita jumpai /
lemari yang berasal dari bahasa portugis > almari/. Secara historis proses
morfofonemik metatetis sering terjadi dalam bahasa indonesia.
Proses
morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan
bentuk dasarnya. Bentuk dasar dapat berupa kata atau frasa.
Bentuk
kata berdasarkan proses morfologis sebagai berikut :
1.
Afiksasi (
definisi )
Artinya
Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan
Contoh
:
Taneng
+ pat pattaneng
Dareq+ ma maqdareq
guru+maq maqguru
2. Reduplikas ( definisi )
Arti Reduplikasi ialah proses pembentukan kata dengan pengulangan
satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Contoh :
Tudang Tudang-tudang
Jokka Jokka-jokka
Cemme Cemme-cemme
3.
Komposisi atau
pemasukan / perpaduan ( definisi)
Arti komposisi atau pemasukan / perpaduan adalah dua kata atau
lebih dalam membentuk pekerjaan.
Contoh :
Buang + Moppang Buang
moppang ‘jatuh tertelungkup’
Mabolong + keppu mabolong
keppu ‘hitam pekat’
Tana + maraja tana
maraja ‘Mekkah’
Selain pembentukkan kata secara mofologis, ada juga pembentukkan
kata secara non morfologis. Pembentukan kata secara non morfologis dapat berupa
observasi atau pun perubahan bentuk kata.
4.
Abreviasi (
definisi )
Arti abreviasi adalah proses penanggalangan satu atau beberapa
bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain
abreviasi ialah pemendekatan. Hasil proses abreviasi disebut pendekatan. Bentuk
pendekatan dalam bahasa indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk
berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang
teknis, secara cabang-cabang ilmu, kepanduan, dan angkatan bersenjata.
Jenis - jenis Abreviasi adalah sebagai berikut :
a.
Singkatan
( definisi )
Arti
singkatan dalam abservasi yaitu salah satu proses pemendekan yang berupa huruf
seperti :
1)
FSUI ( Fakultas
sastra universitas indonesia )
2)
DKI ( Daerah khusus ibu kota )
3)
KKN ( kuliah
Kerja Nyata
b.
Penggalan
Arti
penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekatan yang menghilangkan salah
satu bagian dari kata .
Contoh : PROF Profesor
IN Indo
BO Ambo
c.
Akronim (
definisi )
Arti
akronim dalam abreviasi yaitu proses pemendekatan yang menggabungkan huruf atau
suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebuah kata yang
memenuhi kaidah fonotatik indonesia.
d.
Kontraksi (
definisi )
Arti
kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekatan yang meringkaskan kata
dasar atau gabungan kata.
e.
Lambang huruf (
definisi )
Arti
lambang huruf yaitu pemendekatan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang
menggambarkan konseep dasar kualitas.
5.
Perubahan
bentuk kata ( definisi )
Proses pembentukan kata melalui perubahan bentuk kata dapat disebut
proses pembentukan kata secara non morfologis.
a)
Asimilasi (
definisi )
Arti
asimilasi adalah gejalah dua buah fonem yang tidak sama dijadikan sama.
b)
Disimilasi (
definisi )
Arti
disimilasi adalah proses perubahan bentuk kata dari dua buah fonem yang sama
dijadikan tidak sama.
c)
Diftongisasi (
definisi )
Arti
diftongisasi adalah proses suatu monoftong yang berubah menjadi diftong.
d)
Monoftongisasi
( definisi )
Arti
monoftongisasi adalah proses diftong yang berubah menjadi monoftong.
e)
Haplologi ( definisi )
Arti
haplologi adalah proses sebuah kata yang kehilangan suatu silaba ( suku kata )
ditengah - tengahnya.
f)
Anaftikis ( suara bakti )
Arti anaptikis adalah proses
penambahan bunyi dalam suatu kata guna Melancarkan ucapannya.
g)
Aferesis
( definisi )
Arti aferesis adalah proses suatu
kata kehilangan satu atau lebih fonem pada awal kata.
h)
Sinkop
( definisi )
Arti singkop adalah proses suatu
kata yang kehilangan satu fonem atau lebih ditengah - tengah kata.
i)
Apkop
Ari
apokop adalah proses suatu kata kehilangan suatu fonem pada akhir kata
Contoh
:
Parampoq parampo
‘pencuri’
Pappejaq pappeja
‘kejahatan’
B.
PEMARKAH PESONA DALAM BAHASA BUGIS
1.
Pemarkah Pesona
Klitika berupa pemarkah pesona dapat dianggap sebagai infleksi pada
verba karena pemarkah pesona menjelaskan
subjek atau objek verba. Meskipun sebagai klitika, pemarkah pesonah tidak hanya
melekat pada verba tetapi juga dapat melekat pada frase verba atau adverbia.
Jika dilihat dari segi distribusinya pun, pemarkah pesona dapat melekat pada
semua verba bahkan semua verba dapat mempunyai satu dua lebih pemarkah persona. Dalam
tulisan ini, akan dikemukakan beberapa pemarkah persona sebagai berikut :
a.
Ergatif
Afiksasi verba
berupa pemarkah ergatif dapat dilihat pada contoh di bawah ini
dareq ,kebun ,maqdareq ,
berkebun ,
galung ,sawah ,maqgalung ,
bersawah ,
jama ,kerja ,maqjama , bekerja
beppa ,kue, maqbeppa , membuat kue ,
b.
Absolutif
Afiksasi verba
berupah pemarkah absolutif dapat dilihat pada contoh berikut :
baca ,baca ,nabaca , dia baca ,
uki ,tulis
,nauki ,
dia tulis ,
sappa ,cari ,usappa ,kucari ,
ita ,lihat
,muita ,
, kau lihat
c. Posesif
Afiksasi nomina
berubah pemarkah posesif dapat dilihat pada contoh sebagai berikut :
Anaq , anak , anaqku
, anak saya ,
indoq ,ibu , indoqta , ibu kamu ( hormat ) ,
bola , rumah,
bolamu , rumah kamu ( akrab ),
lao , pergi , talaona , kita pergi ,
Dari contoh tersebut
terlihat beberapa pemarkah posesif masing - masing Pada kata anaqku ,
indoqku, bolamu, talao. Kehadiran pemarah posesif – qku-qku- mu - na masing –
masing pada frase barakkuq iaq, olakuqe, bolataidiq,doiqmu iko, dan kantoroqna
sangat menentukan gramatikal atau tidak gramatikalnya frase tersebut .
2.
Aspek
Meskipun pemarkah aspek dapat
ditentukan sebagai morfen yang berdiri sendiri ,namun lebih jelas jika
digabungkan dengan pemarkah persona .dalam BB, ditemukan empat macam pemarkah
ospek yakni kompletif, inkompletif, limitator ( pembatas ), dan pemarkah aspek
– masih. Keempat pemarkah aspek tersebut akan dikemukakan sebagai berikut.
a.
Kompletif
Afiksasi verbal
berupa kompletif dapat dilihat pada
contoh yang berikut :
lesu , ,
pulang ,
lesuna , ,sudah pulang,
lesuno ,kamu ( akrab ), sudah pulang ,
lesuni
, saya ( hormat) sudah pulang
b.
Inkompletif
Afiksasi verbal
berupa inkompletif dapat dilihat pada contoh berikut :
pura sudah
purana saya
sudah selesai
purani nanti
kalau ( hormat )sudah selesai
purano nanti
kalau kamu ( akrab ) sudah selesai
purapi nanti kalau sudah selesai
c.
Limitator (
pembatas )
Afiksasi verbal
berupa limitator dapat dilihat pada contoh berikut :
Jokka jalan
Jokkanaq saya hanya jalan
Jokkaniq kamu ( hormat ) hanya jalan
Jokkano kamu ( akrab ) hanya jalan
Jokkani dia hanya jalan
d.
Aspek-masih
Afiksasi
nominal berupa pemarkah aspek-masih dapat dilihat pada contoh berikut :
Manremopa masih
makan
Manremopaq saya masih makan
Manremopiq kamu ( hormat ) masih makan
Manremopo kamu masih makan
Manremopi dia masih makan
e.
Afiks Infleksi
1)
Pemarkah
habitual-repetitif
a)
Bentuk -i
Penggunaan
sufiks –i dapat berfungsi sebagai pemarkah repetitif.
Contoh :
Ita ,
lihat , itai melihat berulang – ulang
Engkalinga, dengar ,engkalingai mendengar berulang-ulang
Baluq, jual ,baluqki menjual
berulang-ulang
b)
Bentuk –si
Bentuk
–si sebagai pemarkah REP dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Polo, patah, polosi, patah lagi ,
Luppe, lonjat, luppesi, loncat lagi ,
Ellau, minta, rillausi diminta lagi
Bentuk i- dan
–si pada contoh tersebut tidak menimbulkan perubahan kategori leksikal maupun
kelas kata, tetapi masing-masing menyatakan hal yang diulang.
2)
Pemarkah
kompratif
a)
Bentuk siq-
Penggnaan
bentuk siq- sebagai pemarkah kompratif dapat dilihat pada contoh yang berikut :
lamppe,
panjang, silampe, sama panjang ,
cening, manis,
sicenning, sama manis,
taneq, berat
,sitaneq, sama berat ,
b)
Sufiks –ang
Sufiks
–ang dapat pula berfungsi sebagai pemarkah komparatif
Contoh :
Magello, bagus, magellokang, lebih bagus ,
Makuttu, malas, makkuttukng, lebih malas ,
Maringeng, ringan, maringekang, lebih ringan ,
Bentuk siq- dang –ang hanya menimbulkan sedikit perubahan makna,
namun tidak mengubah makna leksikal dan kelas kata.
3)
Klitik
a)
Pemarkah
Persona
·
Ergatif
Afiksasi verbal
berupa pemarkah ergatif dapat dilihat contoh di bawa ini :
Poji , suka , upoji
, saya suka ,
Anre , makan , muanre
, kamu ( akrab ) makan ,
Uki , tulis , nauki , dia menulis.
·
Absolutif
Contoh :
Manre , makan , manreka , saya makan,
Madde , pulang, maddesi , dia pulang ,
· Pemarkah posesif
Afiksasi nomina
berupa pemarkah posesif dapat dilihat pada contoh sebagai berikut :
Baju , baju , bajukkuq
, baju saya ,
Anaq , anak , anaqta , anak kamu ( hormat )
Indoq , indoq, indoqmu
, ibu kamu ( akrab )
Ajaq , jangan , ajaqna , jangan ,
Dari
contoh tersebut terlihat bahwa pemarkah posesif pada nomina tidak mengubah
kategori atau subkategori leksikal maupun kelas kata.
Analisis
terhadap engunaan afiks – afiks infleksi tersebut memperlihatkan bahwa semua
bentuk infleksi yang dianalisis yang mencakup:
pemarkah habitual - repetitif –i dan si , pemarkah komparatif siq- dan anq, dan beberapa klitika berubah
pemarkah pesona ( ergatif ).
Sumber:
Buku Morfologi Bahasa Bugis
0 komentar:
Posting Komentar