This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 06 Januari 2013

linguistik bahasa bugis



A.    PROSES METATESIS
Metatetis  perubahan morfofonemik metatesis adalah perubahan dalam urutan fonem- fonem.  Metatesis secara sinkronis jarang terdapat dalam suatu bahasa Indonesia kita jumpai / lemari yang berasal dari bahasa portugis > almari/. Secara historis proses morfofonemik metatetis sering terjadi dalam bahasa indonesia.
Proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasar dapat berupa kata atau frasa.
Bentuk kata berdasarkan proses morfologis sebagai berikut :
1.      Afiksasi ( definisi )
Artinya Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan
Contoh :
            Taneng + pat                           pattaneng
Dareq+ ma                               maqdareq
guru+maq                                maqguru
2.      Reduplikas ( definisi )
Arti Reduplikasi ialah proses pembentukan kata dengan pengulangan satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Contoh :
Tudang                                    Tudang-tudang
Jokka                                       Jokka-jokka
Cemme                                    Cemme-cemme
3.      Komposisi atau pemasukan / perpaduan ( definisi)
Arti komposisi atau pemasukan / perpaduan adalah dua kata atau lebih dalam membentuk pekerjaan.
Contoh : 
Buang + Moppang                  Buang moppang ‘jatuh tertelungkup’
Mabolong + keppu                  mabolong keppu   ‘hitam pekat’  
Tana + maraja                          tana maraja ‘Mekkah’

Selain pembentukkan kata secara mofologis, ada juga pembentukkan kata secara non morfologis. Pembentukan kata secara non morfologis dapat berupa observasi atau pun perubahan bentuk kata.
4.      Abreviasi ( definisi )
Arti abreviasi adalah proses penanggalangan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekatan. Hasil proses abreviasi disebut pendekatan. Bentuk pendekatan dalam bahasa indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, secara cabang-cabang ilmu, kepanduan, dan angkatan bersenjata.
Jenis -  jenis Abreviasi adalah sebagai berikut :
a.       Singkatan (  definisi )
Arti singkatan dalam abservasi yaitu salah satu proses pemendekan yang berupa huruf seperti :
1)      FSUI ( Fakultas sastra universitas indonesia )
2)      DKI   ( Daerah khusus ibu kota )
3)      KKN ( kuliah Kerja Nyata
b.      Penggalan
Arti penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekatan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata .
Contoh :    PROF             Profesor          
                  IN                    Indo
                  BO                  Ambo
c.       Akronim ( definisi )
Arti akronim dalam abreviasi yaitu proses pemendekatan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebuah kata yang memenuhi kaidah fonotatik indonesia.
d.      Kontraksi ( definisi )
Arti kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekatan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata.
e.       Lambang huruf ( definisi )
Arti lambang huruf yaitu pemendekatan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konseep dasar kualitas.
5.      Perubahan bentuk kata ( definisi )
Proses pembentukan kata melalui perubahan bentuk kata dapat disebut proses pembentukan kata secara non morfologis.
a)      Asimilasi ( definisi )
Arti asimilasi adalah gejalah dua buah fonem yang tidak  sama dijadikan sama.
b)      Disimilasi ( definisi )
Arti disimilasi adalah proses perubahan bentuk kata dari dua buah fonem yang sama dijadikan tidak sama.
c)      Diftongisasi ( definisi )
Arti diftongisasi adalah proses suatu monoftong yang berubah menjadi diftong.
d)     Monoftongisasi ( definisi ) 
Arti monoftongisasi adalah proses diftong yang berubah menjadi monoftong.
e)      Haplologi  ( definisi )
Arti haplologi adalah proses sebuah kata yang kehilangan suatu silaba ( suku kata ) ditengah - tengahnya.
f)       Anaftikis  ( suara bakti )
Arti anaptikis adalah proses penambahan bunyi dalam suatu kata guna Melancarkan ucapannya.
g)       Aferesis  ( definisi )
Arti aferesis adalah proses suatu kata kehilangan satu atau lebih fonem pada awal kata.
h)       Sinkop  ( definisi )
Arti singkop adalah proses suatu kata yang kehilangan satu fonem atau lebih ditengah - tengah kata.
i)        Apkop
Ari apokop adalah proses suatu kata kehilangan suatu fonem pada akhir kata
Contoh :
Parampoq                          parampo ‘pencuri’
Pappejaq                            pappeja ‘kejahatan’

B.     PEMARKAH PESONA DALAM BAHASA BUGIS
1.      Pemarkah Pesona
Klitika berupa pemarkah pesona dapat dianggap sebagai infleksi pada verba karena pemarkah pesona  menjelaskan subjek atau objek verba. Meskipun sebagai klitika, pemarkah pesonah tidak hanya melekat pada verba tetapi juga dapat melekat pada frase verba atau adverbia. Jika dilihat dari segi distribusinya pun, pemarkah pesona dapat melekat pada semua verba bahkan semua verba dapat mempunyai satu dua lebih pemarkah persona. Dalam tulisan ini, akan dikemukakan beberapa pemarkah persona sebagai berikut :
a.       Ergatif
Afiksasi verba berupa pemarkah ergatif dapat dilihat pada contoh di bawah ini
dareq   ,kebun ,maqdareq       , berkebun ,
galung ,sawah ,maqgalung  , bersawah ,
jama     ,kerja   ,maqjama , bekerja
beppa ,kue, maqbeppa , membuat kue ,
b.      Absolutif
Afiksasi verba berupah pemarkah absolutif dapat dilihat pada contoh  berikut :
baca     ,baca    ,nabaca            , dia baca ,
uki       ,tulis    ,nauki              , dia tulis ,
sappa   ,cari     ,usappa            ,kucari ,
ita        ,lihat    ,muita  ,           , kau lihat
c.       Posesif
Afiksasi nomina berubah pemarkah posesif dapat dilihat pada contoh sebagai berikut :
Anaq   , anak ,             anaqku , anak saya ,
indoq   ,ibu      ,           indoqta            , ibu kamu ( hormat ) ,
bola     , rumah,           bolamu           ,  rumah kamu ( akrab ),
lao       , pergi ,            talaona             , kita pergi ,
Dari contoh tersebut  terlihat beberapa pemarkah posesif masing - masing Pada kata anaqku , indoqku, bolamu, talao. Kehadiran pemarah posesif – qku-qku- mu - na masing – masing pada frase barakkuq iaq, olakuqe, bolataidiq,doiqmu iko, dan kantoroqna sangat menentukan gramatikal atau tidak gramatikalnya frase tersebut .
2.      Aspek
Meskipun pemarkah aspek dapat ditentukan sebagai morfen yang berdiri sendiri ,namun lebih jelas jika digabungkan dengan pemarkah persona .dalam BB, ditemukan empat macam pemarkah ospek yakni kompletif, inkompletif, limitator ( pembatas ), dan pemarkah aspek – masih. Keempat pemarkah aspek tersebut akan dikemukakan sebagai berikut.
a.       Kompletif
Afiksasi verbal berupa  kompletif dapat dilihat pada contoh yang berikut :
lesu      ,           , pulang ,
lesuna ,            ,sudah pulang,
lesuno              ,kamu ( akrab ), sudah pulang ,
lesuni                , saya (  hormat) sudah pulang
b.      Inkompletif
Afiksasi verbal berupa inkompletif dapat dilihat pada contoh  berikut :
pura                 sudah
                        purana                         saya sudah selesai
purani              nanti kalau ( hormat )sudah selesai
purano             nanti kalau kamu ( akrab ) sudah selesai        
purapi              nanti kalau sudah selesai
c.       Limitator ( pembatas )
Afiksasi verbal berupa limitator dapat dilihat pada contoh berikut :
Jokka               jalan
Jokkanaq         saya hanya jalan
Jokkaniq          kamu ( hormat ) hanya jalan
Jokkano           kamu ( akrab ) hanya jalan
Jokkani                        dia hanya jalan
d.      Aspek-masih
Afiksasi nominal berupa pemarkah aspek-masih dapat dilihat pada contoh berikut :
Manremopa masih makan
Manremopaq   saya masih makan
Manremopiq    kamu ( hormat ) masih makan
Manremopo     kamu masih makan
Manremopi      dia masih makan
e.       Afiks Infleksi
1)      Pemarkah habitual-repetitif
a)      Bentuk -i
Penggunaan sufiks –i dapat berfungsi sebagai pemarkah repetitif.
Contoh :
Ita , lihat , itai                               melihat berulang – ulang
Engkalinga, dengar ,engkalingai   mendengar  berulang-ulang
Baluq, jual ,baluqki                       menjual berulang-ulang
b)      Bentuk –si
Bentuk –si sebagai pemarkah REP dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Polo, patah, polosi, patah lagi ,
Luppe, lonjat, luppesi, loncat  lagi ,
Ellau, minta, rillausi diminta lagi
Bentuk i- dan –si pada contoh tersebut tidak menimbulkan perubahan kategori leksikal maupun kelas kata, tetapi masing-masing menyatakan hal yang diulang.
2)      Pemarkah kompratif
a)      Bentuk siq-
Penggnaan bentuk siq- sebagai pemarkah kompratif dapat dilihat pada contoh yang berikut :
lamppe, panjang, silampe, sama panjang ,
cening, manis, sicenning, sama manis,
taneq, berat ,sitaneq, sama berat ,
b)      Sufiks –ang
Sufiks –ang dapat pula berfungsi sebagai pemarkah komparatif
Contoh :
Magello, bagus, magellokang, lebih bagus ,
Makuttu, malas, makkuttukng, lebih malas ,
Maringeng, ringan, maringekang, lebih ringan ,
Bentuk siq- dang –ang hanya menimbulkan sedikit perubahan makna, namun tidak mengubah makna leksikal dan kelas kata.
3)      Klitik
a)      Pemarkah Persona
·         Ergatif
Afiksasi verbal berupa pemarkah ergatif dapat dilihat contoh di bawa ini :
Poji      , suka ,             upoji    , saya suka ,
Anre    , makan ,          muanre , kamu ( akrab ) makan ,
Uki      , tulis ,             nauki   , dia menulis.
·         Absolutif
Contoh :
Manre , makan , manreka       , saya makan,
Madde , pulang,          maddesi           , dia pulang ,
·      Pemarkah posesif
Afiksasi nomina berupa pemarkah posesif dapat dilihat pada contoh sebagai berikut :
Baju     , baju ,             bajukkuq         , baju saya ,
Anaq   , anak ,             anaqta              , anak kamu ( hormat )
Indoq  , indoq,            indoqmu          , ibu kamu ( akrab )
Ajaq    , jangan ,          ajaqna              , jangan ,
Dari contoh tersebut terlihat bahwa pemarkah posesif pada nomina tidak mengubah kategori atau subkategori leksikal maupun kelas kata.
Analisis terhadap engunaan afiks – afiks infleksi tersebut memperlihatkan bahwa semua bentuk infleksi yang dianalisis yang mencakup:  pemarkah habitual - repetitif –i dan si , pemarkah komparatif  siq- dan anq, dan beberapa klitika berubah pemarkah pesona ( ergatif ).

Sumber:
Buku Morfologi Bahasa Bugis